KTSP atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang selama ini kita laksanakan pada anak didik kita. Apakah sekarang anda masih menggunakan dalam pembelajaran? ataukah sudah beralih pada kurikulum baru?.
Masa ini serasa hambar dan penuh kegalauan.bagaimana tidak,KTSP saja kita belum seutuhnya menerapkan dalam pembelajaran selama ini.
Bukti, sangatlah kurang pembelajaran KTSP mengakomodir potensi kearifan lokal,sederhana saja,misalnya kebudayaan setempat.
Sekarang akan terjadi lagi pembiasan dan pembingunan dengan memunculkan Kurikulum 2013.
tahar
Senin, 14 April 2014
Senin, 07 Oktober 2013
MERAJUT ASA BERSAMA SEKOLAH INKLUSI
Joko Pramono saat jam istirahat di teras sekolahnya. |
Nama : Joko Pramono
Lahir : Rembang, 29 Januari 1999
Umur : 14 Tahun
TB : 142 cm
BB : 54 kg
Nama Ayah : Sakiban
Nama Ibu : Trilah
Sekolah : SDN Timbrangan
Kelas : 1 / satu
Dilihat dari usia dan postur tubuh,tentunya siswa ini sudah duduk di bangku sekolah menengah pertama / SMP, sama seperti kawan kawan se usianya. Namun ternyata anak ini yang bernama Joko Pramono masih duduk di bangku kelas 1 SDN Timbrangan.
Joko Pramono tumbuh dan berkembang tidak seperti anak seusianya, dengan kata lain tergolong siswa atau anak berkebutuhan khusus(ABK). Jenis kebutuhan khususnya adalah Low Vision atau gangguan penglihatan. Di samping itu Joko Pramono tidak dapat menerima dan mengikuti pembelajaran sesuai dengan tingkat usianya, dia baru dapat membilang dengan angka 1 dan 2 saja, belum mengenal huruf alpabeth seperti teman lainnya.
Sekolah yang menampung siswa seperti Joko Pramono ini hendaknya menyelenggarakan pendidikan yang disebut sekolah inklusi.
Senin, 30 September 2013
GERAKAN 30 SEPTEMBER, ANTARA ADA DAN TIADA
Malam ini serasa sunyi, hembusan angin malam tipis menerpa daun jambu di depan rumahku.
Anganku melayang pada cerita cerita yang aku dengar sejak aku masih SD. Cerita itu masih membekas dalam memoriku. G 30 S PKI, seharusnya aku masih duduk di depan TV , nonton film dokumenter yang menggambarkan betapa biadabnya orang orang yang menyiksa para jenderal itu, dan betapa gagahnya seorang soeharto muda.
Aku terjaga dari sebuah alur balik dalam pikiranku, karena jari tanganku terasa panas oleh batang rokok yang hampir habis. "Lho , sekarang kan tak ada yang memutar film itu", didalam pembelajaran sekolahpun tidak ada , "TERUS KEMANA?, APA BETUL G30 s PKI itu pernah terjadi? atau selama ini kita dibohongi?"
Malam itu, 48 tahun yang lalu, siapa yang melihat? siapa yang menjadi saksi?
semua tidak tahu pasti, sejarawan Anhar Gonggong?, AH.Nasution pun tak mau bercerita pada kami, apa yang sebenarnya terjadi pada malam itu.
Kita dibuat meraba raba, dibuat bingung, dan bodoh dengan semua itu.
Jadi,ada dan tiada G 30 S PKI bedanya tipis, kita terlanjur dibodohi.
NATURALISASI INDUSTRI PEDESAAN
Bukan maksud untuk menentang perindustrian di desaku, ataupun mendukung sepenuhnya eksplorasi SDA desaku.
Tulisan ini hanya sekedar sudut pandang dari seseorang yang lahir dan dibesarkan oleh alam tegaldowo.
Suatu daerah yang dahulunya terisolir, jauh dari hiruk pikuknya manusia manusia serakah, jauh dari hal hal yang berbau modern. Masyarakat hidup sebagai petani tradisional, Pendidikanpun mayoritas lulusan SD dan SMP. Suatu cemoohan yang didapat dari tetangga jika ada seorang anak yang disekolahkan SMA atau sampai kuliah."Mau jadi apa? paling juga cari rumput!" kata mereka.
Lambat laun kata kata itu surut dan tak terdengar lagi sekarang. Andai dahulu anak anak mereka diberi bekal ilmu, mungkin tak akan seperti sekarang, ada rasa kerisauan yang mendalam, mau di warisi apa anak kita kalau tanah kita habis? mungkin mereka akan bangga karena anaknya yang jadi sarjana pertambangan menjadi menejer produksi, atau supervisor.
POSITIVE THINKING,OPEN YOUR MIND!!!!
SALAM JIWA NUSANTARA
Tulisan ini hanya sekedar sudut pandang dari seseorang yang lahir dan dibesarkan oleh alam tegaldowo.
Suatu daerah yang dahulunya terisolir, jauh dari hiruk pikuknya manusia manusia serakah, jauh dari hal hal yang berbau modern. Masyarakat hidup sebagai petani tradisional, Pendidikanpun mayoritas lulusan SD dan SMP. Suatu cemoohan yang didapat dari tetangga jika ada seorang anak yang disekolahkan SMA atau sampai kuliah."Mau jadi apa? paling juga cari rumput!" kata mereka.
Lambat laun kata kata itu surut dan tak terdengar lagi sekarang. Andai dahulu anak anak mereka diberi bekal ilmu, mungkin tak akan seperti sekarang, ada rasa kerisauan yang mendalam, mau di warisi apa anak kita kalau tanah kita habis? mungkin mereka akan bangga karena anaknya yang jadi sarjana pertambangan menjadi menejer produksi, atau supervisor.
POSITIVE THINKING,OPEN YOUR MIND!!!!
SALAM JIWA NUSANTARA
Rabu, 27 Maret 2013
Langganan:
Postingan (Atom)