Senin, 30 September 2013

GERAKAN 30 SEPTEMBER, ANTARA ADA DAN TIADA

Malam ini serasa sunyi, hembusan angin malam tipis menerpa daun jambu di depan rumahku.

Anganku melayang pada cerita cerita  yang aku dengar sejak aku masih SD. Cerita itu masih membekas dalam memoriku. G 30 S PKI, seharusnya aku masih duduk di depan TV , nonton film dokumenter yang menggambarkan betapa biadabnya orang orang yang menyiksa para jenderal itu, dan betapa gagahnya seorang soeharto muda.

Aku terjaga dari sebuah alur balik dalam pikiranku, karena jari tanganku terasa panas oleh batang rokok yang hampir habis. "Lho , sekarang kan tak ada yang memutar film itu", didalam pembelajaran sekolahpun tidak ada , "TERUS KEMANA?, APA BETUL G30 s PKI itu pernah terjadi? atau selama ini kita dibohongi?"
Malam itu, 48 tahun yang lalu, siapa yang melihat? siapa yang menjadi saksi?
semua tidak tahu pasti, sejarawan Anhar Gonggong?, AH.Nasution pun tak mau bercerita pada kami, apa yang sebenarnya terjadi pada malam itu.
Kita dibuat meraba raba, dibuat bingung, dan bodoh dengan semua itu.
Jadi,ada dan tiada G 30 S PKI bedanya tipis, kita terlanjur dibodohi.

GUNUNUNG BUTHAK DAN TELAGA BIRU

Semoga telaga dan gunung ini mampu jadi saksi perubahan peradaban daerah Tegaldowo dan sekitarnya.
Jadilah pelindung dan sumber kehidupan bagi anak cucu kami.

SALAM JIWA NUSANTARA!
MERDEKA!!!

GUNUNUNG BUTHAK DAN TELAGA BIRU


NATURALISASI INDUSTRI PEDESAAN

Bukan maksud untuk menentang perindustrian di desaku, ataupun mendukung sepenuhnya eksplorasi SDA desaku.
Tulisan ini hanya sekedar sudut pandang dari seseorang yang lahir dan dibesarkan oleh alam tegaldowo.
Suatu daerah yang dahulunya terisolir, jauh dari hiruk pikuknya manusia manusia serakah, jauh dari hal hal yang berbau modern. Masyarakat hidup sebagai petani tradisional, Pendidikanpun mayoritas lulusan SD dan SMP. Suatu cemoohan yang didapat dari tetangga jika ada seorang anak yang disekolahkan SMA atau sampai kuliah."Mau jadi apa? paling juga cari rumput!" kata mereka.
Lambat laun kata kata itu surut dan tak terdengar lagi sekarang. Andai dahulu anak anak mereka diberi bekal ilmu, mungkin tak akan seperti sekarang, ada rasa kerisauan yang mendalam, mau di warisi apa anak kita kalau tanah kita habis? mungkin mereka akan bangga karena anaknya yang jadi sarjana pertambangan menjadi menejer produksi, atau supervisor.


POSITIVE THINKING,OPEN YOUR MIND!!!!

SALAM JIWA NUSANTARA